Hampir semua orang menginginkan agar foto prewedding nya menjadi foto prewedding yang paling unik dan foto terbaik yang pernah mereka abadikan di dalam hidup mereka. Ini tentunya menjadi tujuan para fotografer prewedding juga. Kami selalu ingin memberikan gambar yang jelas, tajam, berseni, dan menyampaikan cerita yang istimewa kepada setiap orang yang melihat foto tersebut.
Dalam rangka untuk menghasilkan foto prewedding yang sedemikian rupa, maka ada beberapa hal yang harus kita lakukan.
Tips Untuk Menghasilkan Foto Prewedding Yang Terbaik
Mengenal Kedua Calon Pengantin
Sebagai fotografer kami harus menanyakan beberapa hal kepada calon klien, seperti moment yang paling berkesan, hobby keduanya, hal-hal yang menjadi favorit seperti musik, film, dll, karakter positif masing-masing calon mempelai, dll. Menggali hal-hal seperti ini akan membantu untuk menentukan tema dari foto prewedding yang akan dilakukan. Karena foto yang membuat seseorang senang adalah foto yang menggambarkan kepribadian dan memperkuat karakter orang tersebut. Sangat sulit meminta seseorang melakukan pemotratan foto yang berlawanan dengan karakternya.
Memilih Tema dan Konsep
Setelah fotografer mengenali kedua mempelai, maka tahap selanjutnya adalah mendiskusikan apa yang akan menjadi konsep dan tema dari foto prewedding tersebut. Ada banyak cara untuk menggambarkan sebuah karakter, dan itulah yang akan dibahas di tahap memilih konsep dan tema foto prewedding ini.
Sebagai contoh; ada calon pengantin pria yang sifat dasarnya adalah koleris-melankolis yang suka menjadi pemimpin tetapi kaku dan perfeksionis, maka warna umum dari foto yang diinginkan pada umumnya adalah foto-foto prewedding yang menonjolkan kewibawaan dari calon pengantin pria tersebut. Kemungkinannya akan sangat sulit untuk memintanya melakukan foto prewedding yang bernuansa ceria, playful.
Untuk kasus di atas maka konsep foto prewedding yang paling mungkin dan nyaman dilakukan oleh mempelai pria tersebut adalah yang elegant, menonjolkan sisi maskulinnya.
Adapun secara umum ada beberapa style pengambilan foto prewedding yang mungkin untuk dilakukan, seperti:
- # Hitam dan Putih
- # Fantasi
- # Formal
- # Nuansa Alam
- # Dandanan sehari-hari (kasual)
- # Gaya agaj jadul (vintage)
- # Urban
- # Mewah
- # Siluet (teknik back light / kamera melawan sumber cahaya)
- # Infrared
- # Bokeh (depan dan belakang fokus gambar menjadi blur)
- # Menceritakan kisah (memakai banyak properti)
- # Ekspresif
- # Skenario yang berkesinambungan
- # Romantis (bunga, lilin, penerangan sendu, pelukan, dll)
- # Unik (biasanya yang mau konsepnya unik harus menyimpang dari konsep yang sudah lazim. Konsep yang unik itu seperti konsep yang lucu, horor, dll)
Waktu Pemotretan
Sebaiknya waktu pemotretan jangan terlalu mepet dengan hari pernikahan. waktu yang paling ideal untuk melakukan foto prewedding adalah 1-2 bulan sebelum pernikahan. Pada hari pemotretan yang sudah disepakati, sebaiknya pemotretan dilakukan dalam rentang waktu berikut ini:
- Jam 6 – 9 pagi
- Jam 4 – 5 sore
Karena pada kedua jam ini sinar matahari lebih lembut dan hasilnya lebih alami. Walaupun tentu saja sinar matahari selalu bisa diatasi di luar jam di atas dengan memakai berbagai teknik dasar.
Lokasi Foto Prewedding
Biasanya lokasi foto prewedding yang dipilih adalah lokasi yang bisa memberikan nuansa yang diinginkan dari tema yang dipilih. Seringkali lokasi itu bukanlah lokasi yang indah sama sekali. Bisa saja lokasi itu justru gedung terlantar atau bahkan rawa. Oleh karena itu anda harus menyesuaikan pakaian yang anda pilih untuk lokasi tersebut. Di bawah ini adalah beberapa lokasi yang cukup sering dijadikan obyek untuk foto prewedding.
- Pantai
- Taman
- Gedung Tua
- Gedung Bersejarah
- Museum
- Cafe/Rumah Makan
- Rumah atau Kantor (sewaan)
- Jalanan
- Jembatan
- Hutan
- Taman Hiburan
- Taman Satwa
- dll
Makeup / Tata Rias
Ini adalah sesuatu yang sangat direkomendasikan kepada kedua mempelai. Sebaiknya melibatkan jasa penata rias atau makeup saat melakukan foto prewedding. Jadi jika memungkinkan, maka sebaiknya membawa juru rias ke lokasi pemotretan. Sebaiknya mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan juru rias konsep dari pemotretan yang akan dilakukan agar juru rias mempunyai gambaran riasan yang perlu diberikan.
Kostum
Ini adalah sesuatu yang sangat penting. Kedua mempelai harus mengusahakan kostum yang sesuai dengan tema yang disepakati dan tentu juga sesuai dengan selera dari mempelai. Jangan sampai calon pengantin merasa tidak nyaman atau bahkan risih dengan kostum yang digunakan di dalam pemotretan. Walaupun kostum adalah keputusan dari pengantin, namun tentu saja fotografer prewedding bisa memberikan masukan untuk kostum, yang bisa menambah efek dramatisasi di dalam foto.
Penggunaan Properti
Sebagai fotografer prewedding tentunya harus memikirkan properti yang bisa menunjang hasil dari pengambilan gambar. Berbagai properti yang sering digunakan adalah payung; alat piknik, kursi, sofa, topi, dan masih banyak lagi. Properti tidak harus mahal, yang paling penting dari properti adalah unik dan tidak terkesan murahan (walau tidak mahal).
Pilihan Gaya
Sebaiknya calon pengantin melakukan browsing di internet untuk mempelajari pose-pose yang diinginkan, dan sebisa mungkin menyimpan sebanyak mungkin pose yang diinginkan untuk dikonsultasikan dengan fotografer prewedding, agar fotografer mengetahui apa yang perlu dipersiapkan untuk menunjang gaya yang dipilih. Dengan melakukan ini juga akan mempercepat proses pengambilan gambar di lokasi karena sejak tiba di lokasi sudah ada agenda untuk dilakukan
Pengeditan
Hasil pemotretan yang tajam dan bersih saja tidak cukup saat ini. Banyak pengantin yang menginginkan penerapan grade warna pada fotonya dan penghalusan di sana sini agar menambah kesan elegan pada foto prewedding. Tapi ini bukan masalah karena ada banyak sekali software yang bisa dipergunakan untuk melakukan ini. Photoshop dan Lightroom adalah yang paling populer saat ini.
Leave a Reply