Apa itu cerebral palsy? cerebral sendiri diartikan sebagai kedua belah otak, sedangkan palsy adalah macam-macam penyakit yang mengenai pusat pengendali gerakan tubuh. Jadi cerebral palsy adalah beberapa gangguan perkembangan fungsi gerak dan postur tubuh, sehingga mengakibatkan keterbatasan aktivitas yang berkaitan dengan gangguan nonprogresif dan terjadi saat otak janin atau bayi sedang berkembang.
Cerebral palsy juga bisa diartikan sebagai postur tubuh yang tidak normal akibat gangguan perkembangan anak. Risiko terkena penyakit ini akan meningkat pada status sosio-ekonomi yang rendah. Diagnosis cerebral palsy baru dilakukan setelah anak berumur 1-3 tahun.
Cerebral Palsy Adalah…, Penyebab, Gejala dan Cara Menangani
Penyebab Cerebral Palsy
Setidaknya ada 3 faktor yang menjadi penyebab cerebral palsy, yakni prenatal (sebelum melahirkan) yang meliputi infeksi di dalam kandungan, bahan toksik, telah berkali-kali melahirkan, cacat bawaan, trauma perut, dan penyakit yang diderita ibu.
Selama hamil, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan risiko anak menderita cerebral palsy meningkat, misalnya saja kondisi volume air ketuban lebih dari normal, terapi ibu hamil dengan hormon tiroid, estrogen, progesteron, pendarahan di trimester ketiga, perlambatan pertumbuhan janin di kandungan, dan cacat bawaan pada janin.
Faktor yang kedua adalah neonatal (bulan-bulan pertama kelahiran bayi) yang meliputi bayi prematur, berat badan bayi kurang dari 2,5 kg, pendarahan di dalam kepala, infeksi, irama jantung melambat, kekurangan suplai oksigen, kejang, kadar bilirubin dalam darah tinggi, janin yang terletak abnormal ketika melahirkan.
Faktor terakhir yang menjadi penyebab cerebral palsy adalah postnatal (setelah melahirkan) yang meliputi gangguan di otak, infeksi, kelainan faktor pembekuan darah, kernicterus, trauma, pendarahan di dalam kepala, dan periventricular leukomalacia.
Gejala Cerebral Palsy
Ada beberapa gejala cerebral palsy, diantaranya buang air kecil tidak terkontrol, anak terlihat selalu mengeluarkan air liur, terlambat berjalan atau tidak bisa berjalan sama sekali, kadang kala berjalan tidak stabil, kesulitan untuk makan dan menelan, gerakan menulis yang tidak terkontrol dan perlahan, kadang-kadang diikuti menggigil, kedua tungkai terlihat bergerak kaku dan lurus saat berjalan.
Selain itu penderita cerebral palsy juga memiliki gejala lain seperti, gangguan pertumbuhan, gangguan penglihatan hingga kebutaan, tidak bisa berjalan, gangguan belajar, menurunnya intelektual sampai IQ kurang dari 50, kejang-kejang atau epilepsi, gangguan kognisi, perilaku, komunikasi, sensasi, dan persepsi.
Cara Mencegah Cerebral Palsy
Ada sejumlah cara agar anak terhindar dari cerebral palsy, diantaranya menggunakan helm pelindung untuk menghindari terjadinya cedera kepala, selalu mengawasi anak ketika mandi dan bermain, menghindari kekerasan fisik pada anak. Sedangkan fototerapi atau transfusi tukar dapat mencegah ikterus neonatorum, dan imunisasi sebelum hamil dapat mencegah infeksi rubella.
Sebagai catatan, cerebral palsy pertama kali ditemukan pada tahun 1860 oleh dokter bedah Inggris bernama William Little. Cerebral palsy juga bukan penyakit menular atau penyakit turunan.
Semoga Informasinya bermanfaat buat sobat burangir.com
Leave a Reply