Diare adalah buang air besar dengan kondisi tinja encer atau berair sebanyak lebih dari tiga kali dalam sehari. Sedangkan diare akut adalah diare yang berlangsung selama empat belas hari, atau yang terjadi secara mendadak pada bayi atau anak yang sebelumnya dinyatakan sehat oleh dokter. Setidaknya, ada 60 juta penderita diare di Indonesia setiap tahunnya. Berikut kita akan coba bahas mengenai Penyebab Diare, Gejala, Pengobatan dan Cara Pencegahan.
Penyebab Diare, Gejala, Pengobatan dan Cara Pencegahan
Penyebab Diare
Ada 2 penyebab diare, yakni infeksi dan noninfeksi. Untuk infeksi, penyebabnya adalah bakteri (seperti escherichia coli, shigella spp, yersinia enterocolitica, vibrio cholerae, salmonella, campylobacter jejuni, dan jenis bakteri yang lain), parasit (seperti spesies protozoa, isospora belli, entamoeba histolytica, giardia lambia, dan jenis parasit yang lain), virus (seperti coronavirus, astrovirus, human calicivirus, rotavirus, adenovirus, cytomegalovirus), dan cacing (seperti schistosoma mansoni, strongyloides stercoralis, dan angiostrongylus costaricensis)
Untuk noninfeksi, penyebabnya bisa dari alergi makanan, efek obat-obatan, dan penyakit primer saluran pencernaan.
BACA JUGA :
Gejala Batu Ginjal, Penyebab dan Cara Mengobati
Penyakit Kaki Gajah, Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya
Apa Itu Vitiligo, Penyebab, Gejala dan Cara Pencegahannya
Penyakit Maag Akut dan Gejalanya
Gejala Diare
Gejala diare sangat mudah dikenali, yakni tinja yang berlendir atau berdarah. Namun ada beberapa gejala lain, tergantung dari penyebab diarenya. Jika pasien mengalami demam, hal itu menandakan adanya infeksi bakteri. Lain halnya jika pasien mengalami muntah, hal itu menandakan adanya infeksi virus atau toksin bakteri.
Selain itu ada beberapa gejala diare yang lain seperti tenesmus (mengejan terasa nyeri dan terjadi secara terus-menerus), jika gejala tersebut muncul, hal itu menandakan diare disebabkan oleh peradangan. Gejala diarenya juga diikuti mual, muntah, sakit perut hingga kejang, kolik, demam, serta haus.
Penderita diare juga bisa mengalami gejala dehidrasi seperti lidah kering, tekanan darah rendah, elastisitas kulit menurun, tulang pipi menonjol, suara serak, denyut nadi lemah, kelopak mata cekung, kulit dingin dan lembap. Tapi jika terjadi gejala detak jantung cepat, gelisah, pucat, tangan dan kaki kebiriuan, maka terjadi renjatan hipovolemik.
Cara Mengobati Diare
Untuk mencegah dehidrasi akibat diare, gunakan oralit atau larutan yang mengandung garam, air, dan gula. Tapi jika penderita tidak dapat minum karena muntah atau kehilangan cairan lebih dari 10%, maka sebaiknya penderita diinfus.
Cara mengobati diare yang kedua, yakni menggunakan antimikrobial (tergantung penyebabnya). Cara mengobati diare yang ketiga, yakni menggunakan simtomatis (obat antimotilitas, antisekresi, dan adsorben). Cara mengobati diare yang keempat, yakni menggunakan probiotik (berguna untuk mengobati diare infeksi dan diare yang disebabkan antibiotik).
Cara mengobati diare yang kelima, yakni menggunakan obati antiemetik (jika disertai muntah). Dan cara mengobati diare yang terakhir adalah dengan melakukan diet, hindari konsumsi jus buah pekat dan makanan yang mengandung laktosa untuk sementara waktu.
Cara Mencegah Diare
Kita bisa mencegah diare dengan cara rajin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Khusus untuk bayi, perhatikan pemberian ASI, memperbaiki makanan sapihan, dan memberikan imunisasi campak.
Demikian.. Semoga ulasan mengenai Penyebab Diare, Gejala, Pengobatan dan Cara Pencegahan ini bermanfaat buat sobat burangir.com
Leave a Reply