Yogyakarta memang istimewa, predikat ini memang pantas disematkan untuk Kota Yogyakarta. Karena selain terkenal dengan Kota Pelajar, Yogyakarta adalah destinasi bagi Wisatawan dari seluruh Indonesia bahkan dari Dunia.
Banyak aktivitas yang dapat dilakukan ketika berkunjung di Yogyakarta, oleh karena itu dibawah ini merupakan rangkuman dari 2 aktivitas yang dapat dilakukan sangat sayang untuk dilewatkan saat liburan di Yogyakarta.
Ada 2 macam aktivitas yang dapat dilakukan dan kami berikan 3 yang terbaik, diantaranya:
I. Menikmati Sunset dari 3 Spot Terbaik di Yogyakarta
A. Sunset di Pantai Kesirat
Salah satu obyek wisata pantai di Yogyakarta ini masih sepi pengunjung dan sepertinya belum diresmikan oleh Pemerintah Daerah, namanya adalah Pantai Kesirat, yang terletak di Desa Girikerto, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul-Yogyakarta.
Posisi Pantai Kesirat, tepatnya di samping barat Pantai Wohkudu dan disebelah Timur Laut Bekah ini menghadap kearah barat dan menjadikan pantai ini sangat strategis sebagai spot untuk menikmati sunset.

Gebang Koro adalah nama Sebuah Pohon yang sangat menarik perhatian tumbuh tepat di tepi tebing dan menjadi icon sangat cantik untuk Pantai Kesirat, pohon ini yang menjadikan pemandangan Sunset di Pantai Kesirat sangat indah dan Instagramable.
Pada awalnya Pantai Kesirat merupakan spot bagi komunitas Rock Angler Yogyakarta alias para pemancing dari atas tebing karang, mereka menggunakan Joran dengan panjang mulai dari 3,5m hingga 4,2m dan melemparkan umpan dengan sekuat tenaga ke tengah laut. Kemudian menurunkan jangkar ketika mendapat tangkapan ikan besar dan di katrol keatas.
Ada 2 jalan untuk mencapai Pantai Kesirat
1.Melalui Jalan Wonosari
Dari arah Kota Yogyakarta menuju Jalan Wonosari sampai ketemu BASKOM (Bakso Komplit) sebelah kanan jalan => Sebelah Baskom ada pertigaan belok kanan melalui Jl. Playen-Gading lurus sampai BRI Paliyan dan Pasar Paliyan => ketemu pertigaan lagi belok kiri, sekitar 120m ketemu polsek paliyan => pertigaan belok kanan melalui jl. Panggang-wonosari , setelah melewati SDN Sawah dan SLB Handayani => ada pertigaan ambil arah kiri lurus sampai pantai kesirat.2.Melalui Jl. Imogiri
Dari Yogyakarta menuju Jl. Imogiri Barat, sampai di Pasar Barongan ambil arah kiri setelah melewati Jembata Barongan =>ada pertigaan ambil arah kanan melalui Jl. Imogiri-Siluk. Setelah melalui SD Siluk lurus saja melalui Jl.Siluk – Panggang =>Jl.Panggang-Wonosari ketemu Trio Motor =>pertigaan ambil kanan pelan pelan sekitar 50an meter =>ada pertigaan lagi belok ke kiri terus saja sampai ke Pantai Kesirat.
B. Sunset di Jurang Tembelan
Jurang Tembelan adalah salah satu Spot Baru yang terletak di wilayah Hutan Pinus Mangunan, Dlingo-Kabupaten Bantul. Bagi yang sudah pernah ke kebun buah Mangunan untuk menemukan tempat ini sangatlah mudah, karena sangat dekat dengan Kebun Buah Mangunan
Pengalaman terakhir kali saya ketika berkunjung ke Jurang Tembelan, untuk tiket masuk Jurang Tembelan berdasarkan atas karelaaan dan keikhlasannya, disediakan kotak di depan pintu masuk dan pengunjung tinggal memasukkan uang secara ikhlas.

Seperti obyek wisata lainnya Jurang Tembelan juga memiliki beberapa spot selfie, spot utama dari tempat ini adalah kapal yang terbuat dari bambu.
Dari atas kapal bambu ini terlihat sebuah aliran Kali Oya yang membelah 2 bukit, kadang matahari terbenam tepat berada di antara kedua bukit diatas aliran kali oya.
Sunset di Jurang Tembelan ini akan sangat indah jika ada kabut di sore hari, jadi ketika berdiri diatas spot kapal terbuat dari bambu serasa berlayar menuju kearah matahari terbenam, hal ini yang menjadikan sunset di Jurang Tembelan sangat unik.
Baca Juga : 2 Objek Wisata Yogyakarta Yang Wajib Dikunjungi
C. Sunset di Watu Lumbung
Sebuah nama yang sama dengan salah satu pantai di Gunung kidul-Yogyakarta, akan tetapi Watu Lumbung ini adalah bukit yang terletak sebelah utara Pantai Parangtritis, tepatnya di Kretek, Parangtritis Kabupaten Bantul-Yogyakarta.
Kalau perjalanan dari kota Yogyakarta, langsung saja menuju jl. Parangtritis, setelah sampai di jembatan Kali Opak ambil arah kiri, kemudian ketemu pertigaan pertama terus belok ke-kanan jalannya kecil dan menanjak.
Sunset di bukit Watu Lumbung memenuhi kriteria sebagai salah satu dalam kategori spot sunset terbaik di Yogyakarta dikarenakan:
- Letak Watu Lumbung tidak terlalu jauh dari pusat kota, jarak tempuh perjalanan dari Malioboro ke Watu Lumbung sekitar 50 menit, ini termasuk paling dekat jika dibandingkan dengan spot sunset yang lainnya.
- Sangat dekat dengan Pantai Parangtritis, Parangkusumo, dan Pantai Depok, hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit saja.
- Mendapat 3 macam pemandangan yang sangat menarik jika dilihat dari Watu Lumbung, yaitu: a) Pantai Parang Tritis yang membentang sampai ke Pantai Depok. b) Terlihat aliran Kali Opak dan Muara tempat bertemunya aliran Kali Opak dengan Pantai Depok. c) Jika pandangan kita ke arah utara, akan terlihat kelap-kelip cahaya lampu di kota.
- Ada beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman unik, jadi kita dapat melihat keindahan pemandangan sunset sambil duduk manis dan santai menikmati aneka jajanan.
- Yang membuat lebih menarik lagi dengan adanya Kampung Edukasi Watu Lumbung.
Kampung Edukasi Watu Lumbung yang dikelola oleh M. Boy Rifai atau biasa dipanggil dengan Pak Boy dan bekerjasama dengan masyarakat setempat mampu memberikan nilai edukasi bagi siapa saja yang berkunjung.

Di Kampung Edukasi Watu Lumbung menerapkan beberapa program yang bermanfaat, diantaranya:
1) Belajar mencintai alam dengan menanam pohon
Biasanya di Watu Lumbung sudah tersedia bibit pohon dalam polybag siap tanam, atau boleh juga membawa bibit pohon sendiri. Jika yang ditanam pohon buah, maka setelah pohon tersebut berbuah akan dihubungi dan diijinkan untuk memetik hasil buah tersebut.
2) Donasi Buku.
Sewaktu berkunjung ke Kampung Edukasi Watu Lumbung disarankan membawa 3 buah buku yang masih layak, dan akan diberikan imbalan berupa free Kopi atau Snack. Buku buku ini akan di simpan diperpustakaan atau disumbangkan ke daerah pelosok yang sangat membutuhkan.
3) Menanamkan Nilai Kejujuran
Setiap orang yang berkunjung tidak akan di pungut biaya kecuali mereka memberikan secara ikhlas dengan cara memasukkan uangnya ke dalam kepis (wadah ikan yang terbuat dari anyaman kulit bambu)
Sebenarnya masih ada beberapa program dari Kampung Edukasi Watu Lumbung, untuk lebih jelasnya lebih baik berkunjung secara langsung.
Ada sajian khas dari Kampung Edukasi Watu Lumbung yaitu berupa Sego Degan yang cukup membuat kenyang untuk tiga orang usia dewasa.
Penasaranan dengan Sego Degan? Sego Degan adalah nasi yang dimasak didalam kelapa muda, ditambah dengan 2 telor mata sapi. Disajikan dengan sambal bawang langsung dengan cobekya ada juga sambal kecap, bakwan dan tempe mendoan.
Para pengunjung Kampung Edukasi Watu Lumbung ini biasanya adalah pelajar, banyak juga pelajar dari Negara lain, namun yang paling sering berkunjung ke sini adalah pelajar dari Malaysia.
II. 3 Performance Terbaik di Yogyakarta
Sendra Tari Ramayana
Rama dan Sinta, tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga dengan kisah mereka, mulai dari pengasingan, kemudian Sinta diculik oleh Rahwana hingga Hanoman obong.
Nah, di Yogyakarta kisah ini di jadikan pertunjukan Kesenian Budaya yang dipentaskan secara rutin dan di gelar di dua tempat, yaitu di komplek Candi Prambanan dan di Purawisata.

Pagelaran kesenian Sendratari Ramayana di Komplek Candi Prambanan di bagi menjadi dua:
- 1) Panggung Tertutup : Pelaksanaan Sendratari Ramayana di dalam Gedung Trimurti pada saat musim penghujan, bulan November sampai bulan Maret.
- 2) Panggung Terbuka : Pagelaran Sendratari Ramayana dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Oktober atau saat musim kemarau tiba.
Tentu saja akan lebih menarik menyaksikan performance Sendratari Ramayana secara live di panggung terbuka, dengan latar belakang Candi Prambanan yang megah di padu dengan laser lighting berwarna-warni, apalagi ketika masuk sesi Hanoman obong, tarian dibarengi dengan atraksi menggunakan api.
Pertama kali Pementasan Sendratari Ramayana di Candi Prambanan, yang digagas oleh seorang Purnawirawan TNI GPH Djati Kusumo. Pementasan ini melibatkan 865 orang terdiri dari penabuh gamelan, perancang busana, dan penari dengan panjang panggung mencapai 50m dan lebar 12m hasil rancangan Harsoyo dari UGM di gelar pada tanggal 26 Juli 1961.
Joged Mataraman di Keraton Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta tidak bisa lepas dari nama Keraton, karena Keraton Yogyakarta merupakan jantung yang mengalirkan kehidupan di urat nadi Kota Yogyakarta. Bedirinya Keraton Yogyakarta ini setelah adanya perjanjian Giyanti pada Tanggal 13 Februari 1755, sebuah tak-tik licik dari VOC untuk memecah Kerajaan Mataram menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Keraton Yogyakarta dibangun berada tepat ditengah-tengah jantung Kota, jika ditarik secara garis imaginer maka terbentuk satu garis lurus antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta dan Pantai Parangtritis.
Sultan Hamengkubuwono I sebagai Raja dan Pemimpin Rakyat Yogyakarta sangat mencintai kesenian, selain berjuang melawan penjajah Beliau juga memprioritaskan perhatiannya pada kesenian di fokuskan ke kesatrian.
Jogedan dalam bahasa Jawa memiliki arti Tarian, Tarian Klasik yang dikembangkan oleh Beliau Sri Sultan Hamengkubuwono I salah satunya adalah Joged Mataram, secara Konsep Joged Mataram tersusun dari 4 Prinsip dasar, diantaranya adalah:
- Sawiji artinya adalah konsentrasi penuh tanpa menimbulkan ketegangan dalam jiwa (mental disorder)
- Greged yaitu semangat dan dinamika dalam jiwa yang disertai dengan pengendalian diri.
- Sengguh memilliki arti percaya diri tetapi tidak mengarah pada kesombongan.
- Ora Mingkuh maksudnya adalah memiliki kemauan keras, penuh tanggung jawab, dan pantang mundur, disertai dengan usaha membangun disiplin diri.
Menurut Pangeran Suryobrongto manifestasi Joged Mataram ada dua macam yaitu:
- Self Control artinya adalah penguasaan lahir batin, yang menggambarkan unsure keterbatasan.
- Ecstasy (kepanjingan) maksudnya adalah adanya unsur kebebasan tapi terbatas.
Pada awalnya Joged Mataram hanya sebagai warisan budaya kesenian saja, dalam perkembangannya kini menjadi kekayaan budaya yang wajib dilestarikan. Sekarang pementasan Tari Klasik ini dilakukan secara rutin di Keraton Yogyakarta setiap Hari Minggu mulai pukul 09:30 WIB di Pendopo Sri Manganti.
Semakin Penasaran kan? Jadi jangan lewatkan pementasan tarian klasik “Joged Mataram” ini ketika berkunjung di Yogyakarta, pengunjung tidak di minta biaya tambahan selain tiket masuk keraton Yogyakarta.
Jazz Mben Senen
Dilihat dari namanya pun unik “Jazz mben senen” (mben = setiap, senen=senin) artinya pertunjukan music ber-gendre jazz yang dilakukan setiap Hari Senin.
Cikal bakal Pertunjukan musik Jazz Mben Senen berawal dari acara Jazz on The Street yang digelar di Boulevard UGM. Setelah berjalan 2 tahun, kemudian beralih ke halaman Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto-Kotabaru Yogyakarta di gelar setiap Hari Senin, mulai jam 20:30 WIB.
Pada Tahun 2016 tercatat ada sekitar 25-40 musisi aktif yang terlibat di setiap event-nya, dan ada 288 episode pementasan selama eksistensinya hingga pada Tahun 2016.
Jazz Mben Senen berfungsi sebagai sarana apresiasi para pecinta kesenian, untuk berjajan, bercanda, dan berkomunikasi ala jazz, di Bentara Budaya Yogyakarta. Dalam acara ini diperkenankan kepada siapa saja yang tertarik untuk nge-jam terlebih para musisi muda sebagai wadah untuk melatih mental.
Nama Penulis : Riza fauzi
plus.google.com/+RizaFauzi
Referensi:
(1) 4 prinsip dasar Joged Mataram : scribd.com –
(2) Pementasan pertama kali Sendratari Ramayana: wikipedia.org
Leave a Reply