Apa Penyebab Anak Autis ?, bagaimana Gejala dan Cara Menganganinya?. Autis adalah suatu gangguan perkembangan pada anak yang memiliki ciri menurunnya fungsi sosial, komunikasi dan bahasa, tingkah laku dan pikiran, serta terlihat saat usia kurang dari tiga tahun.
Setidaknya dari populasi 10.000 anak, ada sekitar 10 hingga 15 anak yang menderita autis. Penderita autis kebanyakannya laki-laki, perbandingannya 4:1 dengan perempuan.
Penyebab Anak Autis, Gejala dan Cara Menganganinya
Penyebab Anak Autis
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab anak autis, diantaranya faktor genetik. “ego” yang rusak parah. Kurangnya kadar magnesium, kalsium, selenium, dan zinc. Zat kimia otak mengalami gangguan perkembangan. Gangguan neurologis, seperti menurunnya jumlah sel purkinje pada hemisfer serebelum dan vermis, pembesaran otak pada usia dua hingga tiga tahun yang disebabkan pertumbuhan gray matter dan white matter yang berlebihan. Pada trisemester pertama kehamilan terkena paparan endosulfan dan dicofol. Buruknya pola pengasuhan orangtua, terutama ibu. Adanya gangguan metabolisme yang kompleks. Ada beberapa bagian otak yang tidak normal seperti sistema limbik, lobus frontalis, ventrikel keempat, dan batang otak. Sistem pengolahan sensorik terganggu.
Gejala Anak Autis
Anak autis memiliki sejumlah gejala, misalnya memiliki inteligensi matematika (anak autis dapat mengerjakan soal-soal matematika dan ahli dalam menjalankan program komputer), inteligensi musik (mampu mengarang lagu, memainkan alat musik, atau menyanyi), inteligensi spasial (memasang puzzle, menggambar suatu benda persis seperti aslinya), inteligensi naturalis (mudah menghafalkan info soal dunia hewan, mudah akrab dengan hewan), dan inteligensi linguistik (dapat menguasai beberapa bahasa, ahli menulis autobiografi atau puisi).
Sementara itu, gejala lain yang biasanya dimiliki anak autis antara lain keterbatasan minat, berperilaku tidak wajar, dan gerak stereotipik (menumpuk benda, memukul-mukul kepala atau dada, berjinjit saat berjalan, melompat-lompat, mencium makanan sebelum dimakan, suka terhadap benda yang dapat berputar, menangis tanpa sebab, mengamuk jika permintaannya tidak dituruti, tidak suka dengan bahan pakaian yang kasar, serta berjalan mondar-mandir tanpa tujuan).
Selain itu anak autis juga bermasalah dalam interaksi sosial, misalnya tidak suka dipeluk, tidak merespon ketika diajak berbicara, suka menyendiri, dan kurang tertarik bermain dengan anak lain. Ketika berkomunikasi pun kerap terjadi gangguan, seperti cara menyusun kalimat yang kacau, sulit untuk meniru apa yang didengar atau dilihat, dan sering tidak nyambung ketika diajak berbicara.
Anak yang menderita autis mempunyai “trias autisme” yang khas, yakni bermain pura-pura, melihat suatu objek dan menunjuk ke objek tersebut, serta menunjuk suatu objek untuk menarik perhatian orang lain.
BACA JUGA :
Apa Itu Vitiligo, Penyebab, Gejala dan Cara Pencegahannya
Cerebral Palsy Adalah ?, Penyebab, Gejala dan Cara Menangani
Cara Memperlakukan Anak Autis
Bagi orangtua, pengasuh anak, guru, maupun, masyarakat sebaiknya jangan terlalu memfokuskan pada kekurangan atau kelemahan anak autis, lebih baik untuk mengapresiasi usaha dan prestasi yang diraih oleh anak autis. Untuk meminimalisir anak menderita autis, bagi ibu hamil sebaiknya menghindari pestisida organoklorin.
Terapi Untuk Anak Autis
Ada dua macam terapi yang bisa dipakai untuk kasus autisme, terapi yang pertama adalah terapi perilaku. Beberapa metode yang digunakan pada terapi perilaku adalah terapi wicara (untuk melatih anak autis agar lancar berkomunikasi), terapi bermain (untuk mengajari anak bermain sambil belajar), terapi integrasi auditoris (untuk membantu meningkatkan fungsi pendengaran anak autis), penggunaan PCS (untuk perawatan gigi), menggunakan metode ABA (Applied Behavioral Analysis),terapi fisik (untuk melatih keterampilan motorik kasar dan halus), terapi integrasi sensoris (untuk mengatasi gangguan sensoris), dan terapi biomedis (untuk memperbaiki kondisi tubuh).
Terapi yang kedua adalah terapi diet. Ada lima terapi diet yang dapat digunakan bagi penderita autis, diantaranya diet bebas jamur, fermentasi, dan makanan yang lama disimpan atau dikeringkan (jangan mengkonsumsi kecap, keju, tauco, kue yang dibuat dengan baking soda, kurma, kismis)
Diet bebas salisilat dan fenol (jangan mengkonsumsi tomat, jeruk, anggur, apel, almon, plum, cherry). Diet bebas gluten dan kasein minimal selama tiga bulan (jangan mengkonsumsi roti, mie, biskuit, makanan yang memiliki kandungan terigu, permen susu, mozarella, mentega). Diet bebas zat adiktif (jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna, pengawet, penyedap rasa, penambah rasa, pengemulsi, dan makanan olahan seperti kornet, sosis, nugget).
Diet bebas gula minimal selama dua minggu dan probiotik (jangan mengkonsumsi soft drink, gula pasir, sirup, jus buah kemasan, dan aspartam). Sebelum melakukan salah satu dari diet tersebut, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter supaya lebih aman.
Semoga ulasan Penyebab Anak Autis, Gejala dan Cara Menganganinya, bermanfaat buat sobat burangir
Leave a Reply